[Bagian 2] Lingkup Penelitian dalam Disiplin Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota
Kata Pengantar
Artikel
[Bagian 2] Lingkup Penelitian dalam
Disiplin Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota ini mulai secara spesifik membahas
penelitian dalam lingkup perencanaan wilayah dan kota (berikutnya akan
disingkat PWK saja). Dalam memulai penelitian tugas akhir, tahapan awal yang
perlu dilakukan oleh mahasiswa adalah menentukan jenis ruang dan komponen ruang
di dalamnya. Ini adalah tahap awal bagi “peneliti pemula” seperti saya, yang
masih pada tahap awal dalam menyusun tugas akhir (yang terkadang bingung dalam
menentukan topik tugas akhir).
Bahasan
jenis ruang akan membahas lingkup (makro/meso/mikro) yang menjadi wilayah amatan,
sedangkan komponen ruang adalah unsur di dalam wilayah amatan yang menjadi
objek utama yang diamati. Setiap lingkup ruang memiliki komponen yang berbeda.
Semakin luas, maka komponennya semakin umum. Semakin sempit, maka komponennya
semakin spesifik.
Ini
adalah sedikit gambaran bagi Pembaca secara umum, terkait apa yang dipelajari di
dalam disiplin ilmu PWK. Ada dua hal yang dipelajari, yaitu content dan container. Ini merujuk pada teori milik Doxiadis. Di dalam suatu
wilayah/kota, pasti terdapat content (isi)
dalam wujud manusia dan kegiatannya (socio-social
process). Dan juga terdapat container
(wadah) yang berwujud ruang. Kedua unsur ini (content dan container)
merupakan hal yang wajib dibahas di dalam penelitian di bidang PWK. Sehingga
penelitian di PWK akan selalu identik dengan aspek socio-spatial process dan aspek ruangnya.
Sebagai
gambaran awal, ini adalah “tahap awal” penelitian di bidang PWK antara lain 1)
Pilih jenis ruang, 2) Pilih komponen dalam jenis ruang, 3) Pilih pertanyaan
penelitian (research question), 4)
Pilih literatur. Ini baru tahap awal. Di artikel kali ini, saya baru sebatas
menjelaskan poin 1 (pilih jenis ruang), poin 2 (pilih komponen ruang), dan poin
3 (pilih pertanyaan penelitian). Tahap lanjutan akan disusulkan di tulisan
berikutnya.
#Tahap
1: Pilih Jenis Ruang
Jenis
ruang dalam disiplin ilmu PWK bersifat public
domain, yaitu lingkup wilayah amatan yang termasuk zona publik/umum. Public domain terluas berwujud negara
atau pulau, sedangkan public domain tersempit
berwujud kawasan. Jika lebih sempit lingkupnya daripada kawasan, semisal sebuah
persil/kaveling lahan, sudah bukan lagi public
domain yang menjadi objek penelitian dalam disiplin ilmu PWK (namun menjadi
disiplin ilmu lain). Wilayah public domain terluas dikategorikan
sebagai “wilayah.” Sedangkan wilayah public
domain tersempit diistilahkan dengan “kawasan.” Kategori di antara keduanya
(di tengah-tengah) adalah “kota.”
Perlu
kita ingat, jika jenis ruang semakin luas, maka data yang akan diperlukan
semakin ke arah data sekunder. Jika jenis ruang semakin sempit, maka data yang
diperlukan merupakan data primer (melalui survei lapangan). Berikut ilustrasi public domain (jenis ruang) wilayah,
kota, dan kawasan jika dicontohkan:
#Tahap
2: Pilih Komponen Ruang
Setelah
kita memilih jenis ruang, kita akan menentukan komponen ruang sebagai objek
utama amatan dalam penelitian. Setiap jenis ruang (wilayah/kota/Kawasan) memiliki
komponen yang berbeda secara teoritis. Pemilihan komponen ruang disesuaikan
dengan bidang minat dan kompetensi ilmu yang kita miliki.
Komponen
untuk ruang wilayah, terdiri atas hanya komponen desa dan kota (sistem kota/desa).
Kemudian lingkup di bawahnya, yaitu kota, memiliki lima (5) komponen berupa wisma,
marga, cipta, suka, dan pernyempurna. Khusus komponen ruang kota, kita juga
bisa membaginya menjadi komponen man,
native, shell, network, dan society
(sebagaimana teori dari Doxiadis). Untuk jenis ruang kawasan, dapat kita bagi
menjadi komponen landmark, edge, node,
path, dan district (sesuai dengan
teori dari Kevin Lynch). Komponen untuk jenis ruang kita coba visualisasikan
pada diagram lingkaran berikut:
Ada
sebuah perbedaan antara “proses perencanaan (planning process)” dan “penelitian (research in planning)”. Proses perencanaan merupakan kegiatan yang berbasis
pada area (ditekankan pada pendalaman profil wilayah dari segi banyak topik).
Sedangkan penelitian merupakan kegiatan berbasis topik. Jika dikaitkan dengan
bahasan pada tahap kedua ini, penelitian berarti kegiatan yang
berbasis/ditekankan pada pendalaman topik salah satu atau beberapa komponen
jenis ruang sebagaimana diagram lingkaran di atas.
#Tahap
3: Pilih Pertanyaan Penelitian
Setelah
kita menentukan jenis wilayah dan komponen amatan yang menjadi bidang minat kita,
tahap berikutnya adalah menentukan pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian
dalam disiplin ilmu PWK, kita buat agar mencakup socio-spatial process dan upaya dari suatu subjek. Hal yang terpenting
adalah topik yang kita teliti tetap terkait pada cakupan socio-spatial process, karena jika tidak, maka penelitian yang kita
buat akan cenderung ke arah disiplin ilmu di luar PWK. Berikut cakupan
pertanyaan penelitian yang akan kita angkat dalam disiplin ilmu PWK:
Simpulan
Tulisan
[Bagian 2] Lingkup Penelitian dalam
Disiplin Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota ini terdiri atas bahasan tahap
awal penelitian dalam bidang perencanaan wilayah dan kota (PWK). Hal yang perlu
kita lakukan sebagai tahap awal adalah memilih jenis ruang, memilih komponen
ruang, dan memilih pertanyaan penelitian (yang harus berkaitan dengan socio-spatial process serta upaya pihak tertentu).
Tulisan
ini diangkat dari bahasan dalam “Studio Tugas Akhir,” sebagai mata kuliah sukarela
yang digagas oleh Bapak Jawoto Sih Setyono. Penulis berterima kasih kepada
beliau, karena tanpa inisiatif beliau untuk mengadakan “Studio Tugas Akhir,” tidak
akan tersaji tulisan ini kepada para Pembaca.
Semoga
bermanfaat bagi para Pembaca.
Best regards,
Abdurrahman
Zaki
Terimakasih mas Zaki, Alhamdulillah bermanfaat sekali. Penasaran dengan bagian 3 nya mas. hehe
BalasHapus