Review Asistensi Perencanaan Tapak Pemukiman di Perkotaan (Mei-Juni 2018)
Catatan ini merupakan hal yang diasistensikan oleh para dosen pengampu mata kuliah perencanaan tapak tahun 2018. Tujuan penulis untuk menuliskan ulang seluruh materi asistensi pada mata kuliah tersebut, adalah untuk dapat sewaktu-waktu dapat dengan mudah direview melalui arsip blog ini pada mata kuliah desain/rancang kota pada semester kelima dan keenam mendatang. Penulis menggabungkan lembar catatan-catatan hasil asistensi yang tersebar ke dalam satu halaman blog ini, supaya lebih efisien dalam review mendatang.
Berikut substansi hasil asistensi mengenai desain blok bangunan dan lansekap di kawasan pemukiman perkotaan:
KATEGORI TEORI UMUM:
1. Teori neighborhood unit = Time Saver Standards for Urban Design;
2. Teori lima elemen citra kota dan justifikasi batas tapak = The Image of The City (Kevin Lynch);
3. Teori jarak antarbangunan (jarak = tinggi bangunan), fungsi vegetasi (pengarah, aksentuasi,
penghalang, dll.), dan desain parkir = Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip -
Unsur dan Aplikasi Desain (Rustam Hakim dan Hardi Utomo);
(4) Justifikasi lebar koridor jalan dilihat dari jenis aktivitasnya (ukuran manusia dan perabot yang
dibawa), desain parkir, jenis ruang dalam bangunan masjid, sekolah, dan beberapa jenis industri
= Data Arsitek (Ernts Neufert).
(5) Ukuran jalan raya, lebar jalur sepeda, jumlah bukaan menurut fungsi jalan = Standar Perencanaan
Tapak (Joseph de Chiara).
(6) Koefisien Dasar Bangunan dan jarak sempadan sungai = Perda kawasan tapak masing-masing.
KATEGORI PENDAHULUAN PERENCANAAN TAPAK
1. Justifikasi adalah mengapa memilih suatu lokasi. Apa kelebihan lokasi tersebut? Apa spesifikasi lokasi tersebut dibandingkan dengan lokasi lain?
2. Potensi dan masalah yang dianalisis sebelum menentukan konsep desain, harus konkret dan spesifik.
3. Tujuan dan sasaran desain harus konkret. Dalam perencanaan tapak, tujuan adalah "Untuk apa?" dan sasaran adalah "Agar apa?"
4. Poin-poin penting dalam konsep desain (yang menjadi karakteristik kawasan) harus diimplementasikan (diberikan alokasi lahannya) dalam desain rencana tapak.
5. Misal dalam konsep Green Open Space, tambahkan analisis tentang fungsi masing-masing RTH.
6. Letak zoning adalah setelah analisis site dan analisis infrastruktur, karena zoning merupakan hasil akhir dari analisis nonfisik, analisis fisik/site, dan analisis infrastruktur.
6. Letak zoning adalah setelah analisis site dan analisis infrastruktur, karena zoning merupakan hasil akhir dari analisis nonfisik, analisis fisik/site, dan analisis infrastruktur.
KATEGORI DESAIN PEMUKIMAN DI KAWASAN PERKOTAAN
1. Kaveling harus tegak lurus dengan jalan tempat masuknya.
2. Massa bangunan diupayakan berbentuk sudut siku-siku.
3. Jika kaveling tidak memenuhi untuk satu kaveling, jangan dipaksakan. Misalnya untuk kaveling sudut.
4. Apabila dalam kondisi blok kaveling tidak persegi/persegi panjang, sebaiknya yang menghadap ke jalan adalah yang melebar, dan yang membelakangna jalan adalah yang menyempit.
5. Tata massa bangunan tidak menarik kalau seperti tahu/tempe/tentara berbaris. Tata massa/blok bangunan harus membentuk kesan ruang secara enclosure atau exclosure.
6. Antarblok kaveling tidak boleh musuhan (istilah ketiadaan koneksi jalan lingkungan antarblok kaveling). Tujuannya supaya apabila penduduk ingin ke blok kaveling lainnya, bisa melewati jalan pintas berupa jalan lingkungan, sehingga tidak perlu keluar ke jalan besar terlebih dahulu.
7. Dinding bangunan tidak boleh berbatasan dengan jalan langsung.
8. Untuk lebar koridor dalam kampung susun, justifikasinya dimulai dari aktivitas apa saja yang diwadahi, kemudian gunakan standar desain untuk aktivitas tersebut. Setiap koridor yang didesain harus fungsional.
9. Center/pusat/vocal point keseluruhan kawasan harus jelas.
10. Massa bangunan yang memiliki karakteristik dan fungsi tertentu supaya didesain berbeda dengna bangunan lainnya.
11. Jarak antarbangunan mempertimbangkan sisi luar dan fungsinya.
12. Masukkan unsur irama dalam penataan massa bangunan pemukiman.
13. Untuk pemukiman biasa (bukan pemukiman polisi/tentara), maka desainnya sebaiknya asimetri.
14. Desain dalam bangunan dilengkapi dengan desain seperti taman.
15. Penempatan fasilitas umum harus memperhatikan siapa yang dilayani. Jangan tiba-tiba lapangan olahraga dekat dengan tempat pengolahan ikan, tanpa pemukiman di dekatnya.
16. Perhatikan sistem kampung susun, bahwa terdapat ruang publik yang diilustrasikan berikut.
KATEGORI DESAIN SIRKULASI DAN PARKIR
1. Sirkulasi idealnya 20% (dihitung dari panjang x lebar semua jalan di kawasan). Jika kurang, ditambahkan. Jika kelebihan, dikurangi.
KATEGORI DESAIN LANSEKAP
1. Kaveling harus tegak lurus dengan jalan tempat masuknya.
2. Massa bangunan diupayakan berbentuk sudut siku-siku.
3. Jika kaveling tidak memenuhi untuk satu kaveling, jangan dipaksakan. Misalnya untuk kaveling sudut.
4. Apabila dalam kondisi blok kaveling tidak persegi/persegi panjang, sebaiknya yang menghadap ke jalan adalah yang melebar, dan yang membelakangna jalan adalah yang menyempit.
5. Tata massa bangunan tidak menarik kalau seperti tahu/tempe/tentara berbaris. Tata massa/blok bangunan harus membentuk kesan ruang secara enclosure atau exclosure.
6. Antarblok kaveling tidak boleh musuhan (istilah ketiadaan koneksi jalan lingkungan antarblok kaveling). Tujuannya supaya apabila penduduk ingin ke blok kaveling lainnya, bisa melewati jalan pintas berupa jalan lingkungan, sehingga tidak perlu keluar ke jalan besar terlebih dahulu.
7. Dinding bangunan tidak boleh berbatasan dengan jalan langsung.
8. Untuk lebar koridor dalam kampung susun, justifikasinya dimulai dari aktivitas apa saja yang diwadahi, kemudian gunakan standar desain untuk aktivitas tersebut. Setiap koridor yang didesain harus fungsional.
9. Center/pusat/vocal point keseluruhan kawasan harus jelas.
10. Massa bangunan yang memiliki karakteristik dan fungsi tertentu supaya didesain berbeda dengna bangunan lainnya.
11. Jarak antarbangunan mempertimbangkan sisi luar dan fungsinya.
12. Masukkan unsur irama dalam penataan massa bangunan pemukiman.
13. Untuk pemukiman biasa (bukan pemukiman polisi/tentara), maka desainnya sebaiknya asimetri.
14. Desain dalam bangunan dilengkapi dengan desain seperti taman.
15. Penempatan fasilitas umum harus memperhatikan siapa yang dilayani. Jangan tiba-tiba lapangan olahraga dekat dengan tempat pengolahan ikan, tanpa pemukiman di dekatnya.
Gambar 1. Asistensi desain blok pemukiman di kawasan perkotaan |
Gambar 2. Asistensi desain blok pemukiman di kawasan perkotaan. |
Gambar 3. Asistensi desain blok pemukiman di kawasan perkotaan. |
Gambar 4. Asistensi desain blok pemukiman di kawasan perkotaan. |
16. Perhatikan sistem kampung susun, bahwa terdapat ruang publik yang diilustrasikan berikut.
Gambar 5. Asistensi sistem kampung susun. |
KATEGORI DESAIN SIRKULASI DAN PARKIR
1. Sirkulasi idealnya 20% (dihitung dari panjang x lebar semua jalan di kawasan). Jika kurang, ditambahkan. Jika kelebihan, dikurangi.
2. Dalam satu blok kaveling, bukaan jalan tidak boleh banyak, karena akan menimbulkan hambatan samping. Sebaiknya 1 (satu) atau 2 (dua) saja.
3. Desain jalan bunderan harus cekung ke dalam, sesuai dengan putaran roda kendaraan. Untuk semua simpang harus di-fillet (istilah AutoCAD), ditarik sudut 45 derajat.
4. Daerah Milik Jalan (Damija) harus digambar: jalur kendaraan bermotor dan nonbermotor, separator/boulevard, jalur pejalan kaki, jalur hijau, dll. terkait jalan.
5. Penggambaran parkir harus rapi, dan sebaiknya tidak berbentuk sisir. Tempat parkir harus didesain dengan menyesuaikan kapasitas jumlah kendaraan.
6. Alokasikan ruang untuk sirkulasi keluar-masuk, dan sirkulasi hubungan antarbangunan serta antarkawasan.
7. Bukaan median = 100 meter.
8. Jarak perbukaan = 10-20 meter.
9. Sistem sirkulasi antara PAUD, TK, SD, SMP, SMA harus berbeda.
10. Untuk jalan buntu sebaiknya dibuatkan cul-de-sac
11. Menentukan tingkat aksesibilitas berdasarkan jenis kendaraan yang lewat dan frekuensinya (traffic counting). Hasil analisis aksesibilitas adalah letak entrance, exit, dan penghubung antarneighborhood.
12. Sirkulasi parkir tidak bercampur dengan sirkulasi pejalan kaki.
4. Daerah Milik Jalan (Damija) harus digambar: jalur kendaraan bermotor dan nonbermotor, separator/boulevard, jalur pejalan kaki, jalur hijau, dll. terkait jalan.
5. Penggambaran parkir harus rapi, dan sebaiknya tidak berbentuk sisir. Tempat parkir harus didesain dengan menyesuaikan kapasitas jumlah kendaraan.
6. Alokasikan ruang untuk sirkulasi keluar-masuk, dan sirkulasi hubungan antarbangunan serta antarkawasan.
7. Bukaan median = 100 meter.
8. Jarak perbukaan = 10-20 meter.
9. Sistem sirkulasi antara PAUD, TK, SD, SMP, SMA harus berbeda.
10. Untuk jalan buntu sebaiknya dibuatkan cul-de-sac
11. Menentukan tingkat aksesibilitas berdasarkan jenis kendaraan yang lewat dan frekuensinya (traffic counting). Hasil analisis aksesibilitas adalah letak entrance, exit, dan penghubung antarneighborhood.
12. Sirkulasi parkir tidak bercampur dengan sirkulasi pejalan kaki.
Gambar 6. Asistensi contoh sirkulasi parkir. |
KATEGORI DESAIN LANSEKAP
1. Sempadan sungai harus digambar.
2. Vegetasi diletakkan berdasar lebar tajuk dan fungsinya.
3. Perhatikan sirkulasi taman, bedakan antara taman aktif dan pasif.
4. Batas fisik (jalan, sungai) wilayah studi tetap digambar.
HASIL AKHIR
Berikut hasil akhir gambar rencana tapak kami (wilayah studi seluas 130 Ha, secara eksisting didominasi oleh pemukiman kumuh, meliputi Kel. Bangunahrjo, Kel. Kuningan, Kel. Dadapsari di Kec. Semarang Utara), yang dikumpulkan pada 12 Juni 2018.
4. Batas fisik (jalan, sungai) wilayah studi tetap digambar.
HASIL AKHIR
Berikut hasil akhir gambar rencana tapak kami (wilayah studi seluas 130 Ha, secara eksisting didominasi oleh pemukiman kumuh, meliputi Kel. Bangunahrjo, Kel. Kuningan, Kel. Dadapsari di Kec. Semarang Utara), yang dikumpulkan pada 12 Juni 2018.
Sumber: Kelompok A1, 2018. Gambar Site Skala 1:1000 |
Sumber: Kelompok A1, 2018. Gambar Site Skala 1:500, Bagian Utara |
Sumber: Kelompok A1, 2018. Gambar Site Skala 1:500, Bagian Tengah |
Sumber: Kelompok A1, 2018. Gambar Site Skala 1:500, Bagian Selatan |
Semoga berguna.
Salam,
Abdurrahman Zaki
Posting Komentar untuk "Review Asistensi Perencanaan Tapak Pemukiman di Perkotaan (Mei-Juni 2018)"