Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Bagian 1] Prinsip Penelitian

Kata Pengantar
Artikel [Bagian 1] Prinsip Penelitian ini merupakan arsip saya atas kegiatan studio tugas akhir ini yang ada di tempat saya berkuliah. Saya mencoba untuk meng-upload materi yang diperoleh dalam kegiatan tersebut, agar dapat saya baca secara portable dan dibaca oleh kalangan luas.

Kegiatan studio tugas akhir bukanlah sebuah mata kuliah wajib saat saya duduk di semester 6. Studio tugas akhir digagas oleh dosen saya, sebagai mata kuliah sukarela (di luar kredit sks dan kurikulum), sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas TA (tugas akhir) mahasiswa di tempat saya berkuliah. Ada indikasi penurunan kualitas TA yang dirasakan oleh pegawai perpustakaan, sehingga menggugah salah satu dosen saya untuk mengadakan mata kuliah sukarela ini. Mata kuliah ini bersifat training, berisi arahan bagi peserta sukarelanya, terkait kiat-kiat penyusunan TA. Mata kuliah sukarela ini juga mengharapkan pesertanya dapat lulus tepat waktu (Juli 2020, sebab pesertanya adalah angkatan 2016 dan mata kuliah ini mulai diadakan pada tahun 2019).

Hakikat Disiplin Ilmu
Tuhan menciptakan manusia dan lingkungannya (alam). Seiring berkembangnya interaksi antara manusia dan alam, manusia mempelajari alam sebagai objek. 

Hasil pembelajaran manusia menghasilkan pengetahuan, jika dikategorikan menjadi 4 (empat), yaitu mistik, estetika, ilmu, dan etika. Dari keempat jenis pengetahuan tersebut, “ilmu” merupakan pengetahuan yang bersifat konkret objeknya (berwujud, dapat dilihat, diraba) atau fakta. Lebih lanjut, pengembangan ilmu (pengetahuan terkait objek yang konkret) menghasilkan disiplin-disiplin ilmu. Contoh disiplin ilmu adalah matematika, sosiologi, kedokteran, arsitektur, geografi, dan semisalnya. Berikut adalah skema berkembangnya disiplin ilmu:

Skema berkembangnya disiplin ilmu



Awal Penelitian
Penelitian diawali dari melihat realita, fenomena, atau masalah. Kemudian baru menentukan tema, rumusan masalah, tujuan-sasaran, mencari rujukan literatur/teori, metodologi, analisis, hingga bagian simpulan yang menjawab tujuan penelitian.

Dalam melihat fenomena atau masalah sebagai langkah awal penelitian, kita perlu mampu membedakan antara “masalah aktual” dan “masalah penelitian.” Perbedaannya terletak pada perspektif “what” atau “why,” meskipun masalah/fenomenanya sama. Dalam masalah yang sama, hanya akan menjadi “actual problem” dan tidak bisa dilanjutkan menjadi pertanyaan penelitian, jika kita melihatnya dari “what” saja. Contoh: kemiskinan turun berdasar data jumlah penduduk dengan tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan; pertumbuhan penduduk pesat berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2009-2019. Ini seolah-olah kita sebatas membaca data indikator saja, tidak lebih jauh ke “why.” Padahal pertanyaan “why” dalam tema yang kita sukai sebaiknya yang menjadi topik penelitian.

Pertanyaan penelitian adalah sebagaimana kita mencoba untuk menerawang lebih jauh. Contoh: kira-kira apa penyebab jumlah penduduk dengan tingkat pendapatan di bawah garis kemiskinan bisa berkurang?; mengapa jumlah penduduk tahun 2009-2019 bisa bertambah? Pemikiran yang lebih jauh terkait “alasan atau penyebab masalah” dapat menjadi pertanyaan penelitian, disesuaikan dengan bidang minat kita masing-masing. Intinya, Anda dapat mencoba mempertanyaan suatu masalah dengan “why” yang saat ini belum ditemukan jawabannya. Tugas kita adalah meneliti untuk mencari jawabannya.

Tahukah Anda, apakah Anda akan langsung dapat menyelesaikan masalah tertentu begitu Anda selesai meneliti? Jawabannya adalah belum tentu.

Penelitian yang kita lakukan belum tentu akan menyelesaikan masalah secara langsung, begitu usai meneliti. Namun penelitian lebih bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada kita tentang alasan suatu fenomena bisa terjadi.


Metode Penelitian
Awalnya, ada dua metode penelitian, yaitu penelitian dengan metode deskriptif (eksplanatif) dan normatif (ideal). Jika kita kembali membayangkan skema munculnya disiplin ilmu di bagian awal artikel ini, suatu pengetahuan yang dikembangkan dengan metode deskriptif akan menjadi disiplin ilmu murni (contoh: ilmu alam, ilmu sosial). Sedangkan pengetahuan yang dikembangkan dengan metode normatif akan menjadi disiplin ilmu teknik (engineering/rekayasa).

Setelah ada dua metode penelitian tersebut (deskriptif dan normatif), berkembang sebuah metode, yaitu preskriptif. Metode preskriptif merupakan irisan antara metode deskriptif dan metode normatif. Pengetahuan yang dikembangkan dengan metode preskriptif akan menjadi disiplin ilmu yang mempelajari skenario kejadian (objek akan dalam keadaan optimal saat kapan dan diberi treatment apa), semisal ilmu kedokteran dan ilmu perencanaan wilayah dan kota. Disiplin ilmu model ini identik dengan “how, when, where.” Sedangkan metode deskriptif berbentuk “what, why,” dan metode normatif berbentuk “how.” Bentuk visual atas menjelasan ini sebagaimana diagram Venn berikut:

Metode deskriptif, normatif, dan preskriptif

Simpulan
Artikel [Bagian 1] Prinsip Penelitian ini membahas materi awal pada mata kuliah sukarela “studio tugas akhir,” yang mengulas tentang filosofi munculnya disiplin ilmu, cara mengawali penelitian dengan melihat fenomena dari sudut pandang “why,” dan tiga jenis metode penelitian (deskriptif, normatif, dan preskriptif). Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jawoto Sih Setyono atas inisiatif beliau dalam mengadakan mata kuliah sukarela tersebut, sehingga artikel ini bisa disajikan kepada para Pembaca.


Semoga bermanfaat bagi para Pembaca.
Best regards, 
Abdurrahman Zaki



Posting Komentar untuk "[Bagian 1] Prinsip Penelitian"