Sesi Cerita | Survei di Sragen
Saya menuliskan kisah ini saat saya baru saja pulang dari Kabupaten Sragen. Hari ini hari Jumat, 1 Maret 2019. Saya baru saja sampai rumah (rumah saya di Banyumanik) pada sekitar jam satu siang.
Kita coba flashback sejenak ke hari Minggu pagi, 24 Februari 2019. Pagi-pagi, pada jam 7 saya berangkat dari rumah ke rumah Komandan (Komandan adalah panggilan saya terhadap Hanif, komandan angkatan saya). Bukan berarti Komandan adalah ketua kelompok saya. Namun, di posisi anggota yang rumahnya di Tembalang dan bisa dijadikan meeting point. Di samping Komandan juga punya mobil yang bisa digunakan untuk membawakan barang-barang satu kelompok besar (sekitar 20 mahasiswa).
Pada jam 9 pagi, masih di hari Minggu, kami on the way ke Kabupaten Sragen. Terkait penginapan, kami menginap di kediaman dari bibi dari salah satu teman angkatan kami. Sehingga kami tidak perlu mengeluarkan biaya untuk akomodasi. Syukurlah. Tempat penginapan kami berlokasi di Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Mungkin kira-kira 3 jam kami menempuh perjalanan ke sana. Mengapa agak lama? Karena dalam rombongan motor kami, banyak yang perempuan. Kadang-kadang perlu menunggu karena ada yang tertinggal. Dan sekali dua mampir di SPBU
Sesampainya di penginapan, kami tepar. Tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Kita coba lanjutkan ke kisah hari berikutnya. Hari Senin, 25 Februari 2019, saya bersama Kak Yolan (kakak tingkat yang kebetulan mengambil perbaikan) mendapat tugas satu motor. Ada kelompok besar (20 mahasiswa). Ada kelompok kecil (10 mahasiswa). Tiap kelompok kecil memiliki ketua. Ketua di kelompok kecil saya adalah Farhan. Atau "Acan," akrabnya kami memanggil.
Kelompok kecil saya terdiri atas 5 motor. Dua orang-dua orang. Dibagi menyebar di wilayah studi (wilayah perancangan) di Desa Katelan, Kecamatan Tangen. Kira-kira 30 menit kalau mengebut dari tempat penginapan. Atau 45 menit kalau santai.
Hari pertama (Senin), diisi dengan audiensi di kantor BAPPEDA Kab. Sragen. Saya yang menjadi tumbal dadakan salah satu presenternya. Tingkat groginya jauh lebih tinggi daripada saat saya presentasi di ruang seminar kampus saya. Hehe. Sampai lupa apa yang mau disampaikan, padahal sudah hafal sebelumnya. Hari kedua (Selasa), kami isi dengan observasi dan wawancara di Desa Katelan. Sedangkan di hari ketiga (Rabu), kami dalam kelompok besar (yang 20 mahasiswa, kebetulan kelompok kecil yang satunya juga ingin ikut) pergi ke lokasi bestpractice. Kami disarankan oleh dosen pembimbing kami untuk mengunjungi bestpractice yang kami pilih. Kami pergi ke Agrowisata Amanah di Karanganyar. Walau berbeda suhu udara dan komoditas unggulannya dibanding wilayah studi kami (Desa Katelan di Kecamatan Tangen, Kab. Sragen), setidaknya ada hal yang bisa kami contoh semisal aspek pengelolaan dan pembiayaan.
Hari Kamis, hari keempat, 28 Februari 2018, menjadi hari terakhir kami survei di wilayah studi. Di Desa Katelan. Tujuan kami survei di hari terakhir ini, adalah untuk melengkapi data yang kurang. Di samping juga ada kunjungan dari dosen pembimbing di Kantor Desa Katelan.
Sekarang Jumat, hari kelima, kami pulang ke Kota Semarang. 1 Maret 2019.
Diawali pagi hari dengan makanan catering yang ternyata lauk ikan bandengnya berbelatung di bagian perut, hehe, kami berangkat dari penginapan (dari Kecamatan Karangmalang) pada sekitar jam 9 pagi. Kami makan di Salatiga. Lanjut hingga Kota Semarang, sampai pada jam 12 siang.
Mungkin ini dulu. Tidak begitu spesial cerita ini. Sengaja saya tulis, sebagai kenangan saya di masa depan. Atau barangkali teman sekelompok saya akan tidak sengaja menemukan blog saya dan membaca tulisan ini. Hehe. Walaupun saya tuliskan semua ini spontan, tidak sempat saya baca ulang untuk diperbaiki struktur kalimat dan substansinya. Spontan. Mengalir saja.
Terima kasih sudah membaca.
Kita coba flashback sejenak ke hari Minggu pagi, 24 Februari 2019. Pagi-pagi, pada jam 7 saya berangkat dari rumah ke rumah Komandan (Komandan adalah panggilan saya terhadap Hanif, komandan angkatan saya). Bukan berarti Komandan adalah ketua kelompok saya. Namun, di posisi anggota yang rumahnya di Tembalang dan bisa dijadikan meeting point. Di samping Komandan juga punya mobil yang bisa digunakan untuk membawakan barang-barang satu kelompok besar (sekitar 20 mahasiswa).
Pada jam 9 pagi, masih di hari Minggu, kami on the way ke Kabupaten Sragen. Terkait penginapan, kami menginap di kediaman dari bibi dari salah satu teman angkatan kami. Sehingga kami tidak perlu mengeluarkan biaya untuk akomodasi. Syukurlah. Tempat penginapan kami berlokasi di Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. Mungkin kira-kira 3 jam kami menempuh perjalanan ke sana. Mengapa agak lama? Karena dalam rombongan motor kami, banyak yang perempuan. Kadang-kadang perlu menunggu karena ada yang tertinggal. Dan sekali dua mampir di SPBU
Sesampainya di penginapan, kami tepar. Tidak ada yang istimewa untuk diceritakan. Kita coba lanjutkan ke kisah hari berikutnya. Hari Senin, 25 Februari 2019, saya bersama Kak Yolan (kakak tingkat yang kebetulan mengambil perbaikan) mendapat tugas satu motor. Ada kelompok besar (20 mahasiswa). Ada kelompok kecil (10 mahasiswa). Tiap kelompok kecil memiliki ketua. Ketua di kelompok kecil saya adalah Farhan. Atau "Acan," akrabnya kami memanggil.
Kelompok kecil saya terdiri atas 5 motor. Dua orang-dua orang. Dibagi menyebar di wilayah studi (wilayah perancangan) di Desa Katelan, Kecamatan Tangen. Kira-kira 30 menit kalau mengebut dari tempat penginapan. Atau 45 menit kalau santai.
Hari pertama (Senin), diisi dengan audiensi di kantor BAPPEDA Kab. Sragen. Saya yang menjadi tumbal dadakan salah satu presenternya. Tingkat groginya jauh lebih tinggi daripada saat saya presentasi di ruang seminar kampus saya. Hehe. Sampai lupa apa yang mau disampaikan, padahal sudah hafal sebelumnya. Hari kedua (Selasa), kami isi dengan observasi dan wawancara di Desa Katelan. Sedangkan di hari ketiga (Rabu), kami dalam kelompok besar (yang 20 mahasiswa, kebetulan kelompok kecil yang satunya juga ingin ikut) pergi ke lokasi bestpractice. Kami disarankan oleh dosen pembimbing kami untuk mengunjungi bestpractice yang kami pilih. Kami pergi ke Agrowisata Amanah di Karanganyar. Walau berbeda suhu udara dan komoditas unggulannya dibanding wilayah studi kami (Desa Katelan di Kecamatan Tangen, Kab. Sragen), setidaknya ada hal yang bisa kami contoh semisal aspek pengelolaan dan pembiayaan.
Usai berjalan-jalan ria di Agrowisata Amanah, karena mungkin kelompok besar kami kurang puas, akhirnya kami memutuskan untuk jalan-jalan ke Solo. Sekalian mengunjungi spot wisata perahu di sungai kecil di dekat Pasar Gede.
Hari Kamis, hari keempat, 28 Februari 2018, menjadi hari terakhir kami survei di wilayah studi. Di Desa Katelan. Tujuan kami survei di hari terakhir ini, adalah untuk melengkapi data yang kurang. Di samping juga ada kunjungan dari dosen pembimbing di Kantor Desa Katelan.
Sekarang Jumat, hari kelima, kami pulang ke Kota Semarang. 1 Maret 2019.
Diawali pagi hari dengan makanan catering yang ternyata lauk ikan bandengnya berbelatung di bagian perut, hehe, kami berangkat dari penginapan (dari Kecamatan Karangmalang) pada sekitar jam 9 pagi. Kami makan di Salatiga. Lanjut hingga Kota Semarang, sampai pada jam 12 siang.
Mungkin ini dulu. Tidak begitu spesial cerita ini. Sengaja saya tulis, sebagai kenangan saya di masa depan. Atau barangkali teman sekelompok saya akan tidak sengaja menemukan blog saya dan membaca tulisan ini. Hehe. Walaupun saya tuliskan semua ini spontan, tidak sempat saya baca ulang untuk diperbaiki struktur kalimat dan substansinya. Spontan. Mengalir saja.
Terima kasih sudah membaca.
Posting Komentar untuk "Sesi Cerita | Survei di Sragen"